Pekan Raya Sumatera Utara atau yang lebih kita kenal sebagai PRSU kembali diselenggarakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2019. Terdapat beberapa perbedaan mencolok dari penyelenggaraan PRSU tahun-tahun sebelumnya. Pekan Raya Sumatera Utara tahun 2016 hadir dengan semangat baru bernama New PRSU.
New PRSU hadir dengan semangat baru yang disebut Prestige, Reborn, Spirit, dan Up to date. Dikutip dari salah satu media partner New PRSU. Prestige, berarti Sumatera Utara memiliki event akbar (PRSU) yang selama ini dianggap tidak menarik padahal secara realitanya event ini diikuti 33 kabupatan kota dan sekitar 300 tenant ditambah pengunjung mencapai 200 ribuan. Reborn, dijelaskannya, dalam artian PRSU tahun ini dilahirkan dalam bentuk yang fresh dan baru mulai dari logo, bangunan fisik dan wahana yang ada. Spirit, diartikan semangat kembali, semangat ini menjadi urat nadi dalam new PRSU 2016. Artinya semangat perubahan yang dapat dibanggakan secara nasional bahkan manca negara. Sedangkan Up to date merambah konteks innovasi dan viral communication, salah satunya menggandeng para pelaku social media dan pengguna electronic card. Jadi program acara ini juga beragam, mulai dari seni kebudayaan daerah, festival band, expo multiproduk, berbagai kompetisi hingga konten acara urban untuk menarik para entrepreuner muda Sumatera Utara.
New PRSU sebagai sebuah produk
Dalam strategi pemasaran, New PRSU merupakan sebuah produk yang bisa dipasarkan. Pada saat kita memasarkan New PRSU sebagai sebuah produk maka kita akan mendapat tantangan untuk menanamkan persepsi New PRSU daalam benak konsumen. Salah satu akibat perkembangan ekonomi dan teknologi informasi, konsumen atau calon konsumen dipakasa menerima informasi diluar batas kemampuan untuk menyimpan dan mengingatnya. Konsumen dipaksa menyimpan jutaan nama perusahaan, produk, merek, tempat, nama orang, konsep dan sebagainya.
Akhirnya dalam kepala manusia nama-nama itu disederhanakan, disusun menurut tangga-tangga. Anak tangga teratas dipersepsikan sebagai yang paling bermutu, tangga kedua untuk merek kedua dan seterusnya. Hal ini tidak mudah, sebab ini menyangkut persepsi bagaimana meyakinkan calon pembeli bahwa produk tersebut berada pada tangan pertama. Posisi ini dicapai melalui suatu komunikasi periklanan dengan strategi merebut sepotong kapling dari suatu ceruk yang masih tersedia di pasar yang dikenal dengan istilah Konsep Positioning.
Konsep ini diperkenalkan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya “Positioning, The attle for Your Mind, New York, Mc Graw Hill” (1981) adalah upaya untuk menempatkan sebuah produk, merek, perusahaan, individu, atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Sebagai sebuah produk New PRSU melakukan langkah maju untuk menanamkan kembali persepsi baru mengenai Pekan Raya Sumatera Utara. Langkah ini kita sebut sebagai Repositioning atau penyusunan kembali persepsi Pekan Raya Sumatera Utara dalam benak konsumen.
Langkah-Langkah Positioning